Di Balik Tenarnya, Tersimpan Kisah Pilu La Ode Umar Bonte Di Kampung Halamannya

Di Balik Tenarnya, Tersimpan Kisah Pilu La Ode Umar Bonte Di Kampung Halamannya

Pengusaha asal Sulawesi Tenggara La Ode Umar Bonte  yang akrab disapa Umar Bonte adalah seorang pemuda asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Terlahir di keluarga sederhana dengan 7 bersaudara, membuat Umar memiliki kisah yang cukup menyentuh hati dalam perjuangannya hingga sukses sebagai pengusaha seperti sekarang.

Perubahan nasib Umar berawal dari keinginannya untuk pindah sekolah saat duduk di bangku SMA. Dia merasa  tidak akan  bisa berpikir maju jika tetap hidup di desa, oleh karena itu memutuskan untuk berpindah sekolah ke Ibu Kota Sulawesi Tenggara, yaitu Kendari. Bersekolah di sekolah Islami, Umar digembleng nilai-nilai keagaamaannya dan dia merasa lebih terdidik, serta memiliki mental yang kuat.

Saat kelas 2 SMA, Umar pun memutuskan untuk tinggal di indekos dan hidup mandiri di sana. Dia sempat menanam sayur di lahan sekolahnya, juga menarik becak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Umar juga bersekolah sembari berjualan rokok di terminal dari jam 2 siang hingga sore hari. Dia bekerja sama dengan pemilik warung, lalu menjual rokok tersebut kepada sopir bus hingga mendapat penghasilan Rp 50 ribu per hari.

Di tengah kesibukannya, Umar bahkan menjadi Ketua OSIS di sekolahnya dan aktif mengikuti berbagai perlombaan. Berkat kepiawaiannya dalam membagi waktu, dia pun bisa melakukan semuanya secara seimbang, tanpa mengganggu prioritas utamanya, yakni pendidikan.

Hidup Di Desa Tanpa Aliran Listrik

Memiliki tempat tinggal yang jauh dari perkotaan membuatnya hidup dalam nuansa pedesaan yang sangat kental, seperti mandi dan mencuci baju di sungai, pergi sekolah dengan berjalan kaki, serta kesulitan mengakses aliran listrik. Bahkan, Umar mengaku bahwa untuk melihat lampu saja pun ia harus pergi ke kota dan menempuh jarak hingga 18 km.

Hidup dengan segala kekurangan dan keterbatasan, Umar dididik oleh orang tuanya untuk mampu menembus segala tantangan dalam kehidupannya. Itulah yang akhirnya memotivasi seorang Umar Bonte untuk tetap melanjutkan pendidikannya dan menaikkan derajat keluarganya.

Memilih Pindah dari Desa dan Hidup Mandiri di Kota

Perubahan nasib Umar Bonte berawal dari keinginannya untuk pindah sekolah saat duduk di bangku SMA. Umar merasa bahwa ia tidak akan bisa berpikir maju jika tetap hidup di desa, oleh karena itu Umar memutuskan untuk berpindah sekolah ke Ibu Kota Sulawesi Tenggara, yaitu Kendari.

Bersekolah di sekolah Islami, Umar digembleng nilai-nilai keagaamaannya dan ia merasa lebih terdidik, serta memiliki mental yg kuat. Saat kelas 2 SMA, Umar pun memutuskan untuk tinggal di indekos dan hidup mandiri di sana. Ia sempat menanam sayur di lahan sekolahnya, juga menarik becak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tak hanya itu, Umar juga bersekolah sembari berjualan rokok di terminal dari jam 2 siang hingga sore hari. Umar bekerjasama dengan pemilik warung, lalu menjual rokok tersebut kepada supir bus hingga mendapat penghasilan 50 ribu perhari.

Di tengah kesibukannya, Umar bahkan menjadi ketua OSIS di sekolahnya dan aktif mengikuti berbagai perlombaan. Berkat kepiawaiannya dalam membagi waktu, ia pun bisa melakukan semuanya secara seimbang, tanpa mengganggu prioritas utamanya, yakni pendidikan.

Setelah lulus SMA, Umar pun melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan. Kecerdasan mengantarkannya masuk ke Fakultas MIPA Universitas terbaik di Sulawesi Tenggara, Universitas Halu Oleo. Di semester pertama, Umar bahkan sudah dipercaya untuk menjadi Asisten Dosen, juga aktif mengikuti organisasi.

Tak cukup sampai di situ, Umar juga ditunjuk menjadi Menteri koordinator Dinamika Pergerakan Mahasiswa di Universitas Halu Oleo. Hal ini dilakukan sebagai langkah Umar untuk memperluas relasi, bukan hanya dari kalangan mahasiswa melainkan juga petinggi-petinggi daerah seperti Bupati dan Gubernur.

Seperti tak pernah puas dengan apa yang sudah dijalankan, saat berada di semester 2, pria dengan akun Instagram @umarbonte_official ini juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) yang merupakan lembaga tertinggi legislatif di tingkat Universitas, hal ini ia raih tentu berkat kegigihan dan kerja kerasnya.

Lagi-lagi karena tekadnya untuk menjadi orang sukses, Umar membentuk sebuah organisasi besar di Indonesia bagian Timur yang ia beri nama Komite Pergerakan Nasional Pemuda Kawasan Timur Indonesia. Dari organisasi tersebut, Umar memperluas jaringannya hingga kerap mengikuti pertemuan-pertemuan di berbagai daerah.

Umar pun me-lobby beberapa petinggi daerah, hingga akhirnya membangkitkan dirinya untuk terjun menjadi pengusaha dan politisi. Bahkan, Umar sudah berhasil membeli mobil atas jerih payahnya sendiri saat dirinya masih berada di semester 4. Tak hanya itu, Umar juga memutuskan untuk membeli rumah dan menempuh jenjang pernikahan.

Usai Tamat Kuliah, Umar Langsung Mendirikan Hotel

Setelah berhasil menyelesaikan studinya, pria kelahiran Sulawesi Tenggara ini meneruskan bakatnya dalam bidang wirausaha. Dengan bermodalkan tekad, Umar membangun bisnis perhotelan yang ia beri nama The Bonte Hotel. Hotel yang resmi berdiri sejak 2013 ini pun memiliki sejuta cerita menarik yang disimpan oleh Umar Bonte selaku pemiliknya.

Dalam ceritanya, Umar menyampaikan bahwa berdirinya The Bonte Hotel ini berawal dari ia yang saat itu sedang mengendarai motor di tengah cuaca yang sedang hujan. Lalu, ia melihat ada plang tanah dijual, dan terbesit di pikirannya untuk menghubungi sang pemilik tanah melalui nomor yang tertera pada plang untuk memberikan sebuah penawaran.

Saat itu, Umar menawarkan kerja sama dengan pemilik tanah tersebut, di mana ia membantu memasarkan penjualan tanahnya dan jika ia berhasil mendapatkan pembeli, maka akan mendapat komisi. Kerja sama keduanya berjalan dengan baik, dan dari situ Umar berhasil mendapat komisi atas penjualannya yakni sebesar 2,5 milyar.

Umar yang saat itu masih berusia muda pun bingung ingin dibuat apa uang sebesar itu, hingga akhirnya ia berpikir untuk membangun hotel, karena menurutnya hotel adalah salah satu sektor jasa yang memiliki penghasilan bergulir setiap harinya.

Jatuh Bangun Ketika Menjadi Seorang Politisi

Hotel yang berhasil ia bangun dengan segala kerja kerasnya membuahkan hasil yang baik. Bisnis perhotelannya ini berkembang hingga akhirnya berada 5 daerah, dan akan terus dikembangkan. Ramainya pengunjung The Bonte Hotel membuat La Ode Umar Bonte memiliki cukup modal untuk terjun menjadi seorang politisi yang selama ini ia idam-idamkan.

Di awal perjalanan karirnya, ia mencalonkan diri dan terpilih sebagai anggota DPRD Komisi III di Sulawesi Tenggara pada tahun 2014.

Tujuan utama Umar menjadi seorang politisi adalah untuk memajukan ekonomi di daerahnya. Tepat di tahun 2014 – 2019, ia memilih untuk bergabung di partai PDI Perjuangan. Bahkan, Umar juga memimpin di berbagai organisasi, di antaranya Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran dan Badan Penanggulangan Bencana.

Tak cukup sampai di situ, Umar Bonte sempat terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Tinju Amatir, dengan dua lawan kandidat yang tak kalah hebatnya, yakni Hary Tanoesoedibjo, dan Johni asadoma, meskipun berakhir tidak dilantik.

Di masa – masa itulah titik krusial bagi Umar dalam menentukan langkah kehidupannya. Ekonominya yang bisa dibilang masih belum terlalu matang, hotel baru saja berkembang, organisasi butuh biaya besar, akses politik pun tidak menghasilkan terlalu besar. Hingga akhirnya di pertengahan periode ia mulai kehilangan banyak hal, dan ekonominya cukup terpuruk.

Kekalahan bukanlah sebuah akhir, Umar tetap bersikeras untuk mencapai impiannya melalui berbagai cara. Beranjak ke Jakarta menjadi langkah yang diambil dalam upaya untuk merubah roda kehidupannya.

Bermodalkan sedikit uang, Umar memboyong istri dan anaknya mengontrak di apartement Kalibata City untuk memulai kembali kehidupannya dari Nol. Bahkan untuk menyambung hidupnya, Umar sempat berpikir untuk menjadi driver online.

Melihat kondisi anaknya, secara diam-diam, Ibu dari Umar pun menjual lahan di kampungnya demi untuk menopang ekonomi Umar. Namun, hal tak terduga pun dilakukan oleh pria berusia 40 tahun ini, ia menggunakan uang tersebut untuk berangkat umrah bersama ibunya, dan berdoa dengan sungguh-sungguh untuk perjalanan hidupnya.

Menakjubkannya, Umar berhasil bangkit dalam kurun waktu satu bulan seusai ia menjalankan ibadah umrah. Hari demi hari ia terus dilimpahkan rezeki, hingga menghasilkan uang milyaran, serta mampu membeli apartemen tempat ia tinggal, rumah di kawasan Condet, Dan Kawasan Jakarta Selatan, Serta Kawasan Sentul.

Sejak saat itu, ia mulai berorganisasi sendiri, ia juga diajak oleh salah satu profesor yang kerap menjadi penasihatnya, untuk bergabung di partai Berkarya dan menjadi Ketua Berkarya Sulawesi Tenggara. Di samping itu, Ketua Umum dari Berkarya sendiri justru memberikan kesempatan emas, di mana Umar dipercaya untuk menjadi Bendahara umum di partai Berkarya hingga saat ini.

Melewati Perjalanan yang Berliku hingga Akhirnya Menjadi Ketua DPP KNPI

Bukan hal yang instan, Umar Bonte menghadapi berbagai lika liku dalam perjalanan karirnya menjadi Ketua DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia). Ahmad Fauzan yang merupakan Sekjen KNPI menjadi salah satu teman yang paling berjasa bagi Umar selama ia berada di Jakarta.

Ahmad Fauzan melihat bahwa saat itu KNPI sedang dalam fase menurun dan kurang memiliki pergerakan. Sebagai teman dekatnya, Ahmad Fauzan tahu betul bagaimana jiwa kepemimpinan yang ada dalam diri temannya, Umar Bonte, hingga akhirnya ia memberikan kepercayaan penuh kepada Umar Bonte untuk menjadi pemimpin di KNPI.

Untuk mengejar ketertinggalannya, Umar Bonte pun menerima dengan senang hati tawaran tersebut. Tetapi, ini bukan soal rakus jabatan, melainkan untuk membangkitkan kembali KNPI dalam mengayomi generasi muda bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Umar Bonte ingin menjadikan KNPI sebagai organisasi yang mampu meramut gen muda untuk bisa termotivasi dalam memajukan bangsa dan negara.

Sayangnya, keputusannya ini pun tak diindahkan, bahkan banyak mendapat kecaman dari anggota KNPI lainnya. Ahmad Fauzan sebagai orang yang merekomendasikan Umar sebagai Ketua KNPI sempat mendapat perlakuan tak mengenakan dan hampir ingin dikeluarkan dari Bendahara Umum KNPI.

Tak tinggal diam, Umar pun menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB) di salah satu hotel untuk menyelesaikan permasalahan ini, hingga akhirnya ia bersepakat dengan Ketua Umum KNPI yang sebelumnya menjabat dan melepas KNPI secara baik-baik kepada Umar.

Bak rintangan yang tak kunjung usai, keputusan tersebut kembali menimbulkan konflik di antara anggota KNPI lainnya, yang membuat Umar harus menempuh jalur hukum. Konflik tersebut pun akhirnya terselesaikan dengan damai dan hubungan mereka kini terjalin dengan baik.

Fokus dengan tujuannya, Umar menyatakan bahwa KNPI harus bisa menyesuaikan zaman. Ketua Umum yang baru dilantik pada Maret lalu ini juga ingin membawa KNPI untuk tak melulu berbicara tentang politik, melainkan juga budaya, sosial, dan entertain. Hal ini dilakukan agar KNPI bisa menyentuh kalangan milenial.

Berbagai upaya dilakukan oleh Umar, salah satunya dengan melakukan pendekatan dengan kalangan artis, seperti Raffi Ahmad, Prilly Latuconsina, Nikita Willy, Deddy Corbuzier, dan juga para Youtuber terkenal untuk mendorong generasi bangsa kedepannya. Karena menurutnya, kalangan tersebut mampu memotivasi generasi muda melalui suguhan konten-konten yang dapat mempertahankan nasionalisme kita, bagaimana mempertahankan ekonomi, dan meningkatkan entrepreneurship di kalangan anak muda.

Bahkan, di kepengurusan KNPI kini 30% berasal dari kalangan artis, mulai dari artis baru hingga senior. Dalam program kerjanya, Umar juga mendorong pemuda Indonesia ke ranah sosial, seperti memberikan bantuan sosial kepada fakir miskin ataupun korban bencana.

Umar berharap KNPI dapat selalu memiliki peran dalam setiap perkembangan zaman, dan membangun sejarah di atas tanah kita sendiri.

“Salah satu moto saya dalam konteks kepemudaan, saya ingin pemuda dapat berpikir cepat, tepat, dan dinamis. Saya ingin generasi penerus bangsa ini menjadi pemuda yang mampu bergerak tanpa menunggu diperintah,” Ucap La Ode Umar Bonte selaku Ketua DPP KNPI Pusat.